BolehBaca: Teks Ceramah Tentang Ibu yang Mulai Menua. Dalam Quran, Allah menyebut manusia dengan beragam istilah. Di antaranya adalah bani Adam (disebutkan tujuh kali), al-insan (sebanyak 65 kali), An-naas (sebanyak 241 kali), Al-ins (se banyak 18 kali), dan Basyar (sebanyak 35 kali). videoini adalah ceramah tentang akhlak dan hati manusia, perbedaan akhlak manusia zaman dulu dengan manusia saat ini, inilah perbedaannya, selamat menyaksikan. PenutupPenutup pidato merupakan bagian akhir sebuah pidato. Dalam pidato persuasif bagian penutuf berisi hal-hal berikut ini: a. Harapan agar gagasan dan pesan yang disampaikan bermanfaat bagi pendengar. b. Permohonan maaf kepada pendengar jika ada kesalahan dan kekhilafan. c. Ucapan terima kasih kepada pendengar. d. Salam penutup CeramahSingkat: Yang Dikenal oleh Hati. Ma'asyiral muslimin rahimakumullah, Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala atas nikmat yang diberikan-Nya kepada kita yaitu kemudahan untuk mempelajari, memahami, dan mengamalkan Islam.Serta kemudahan untuk mengusahakan sebab-sebab yang memperbaiki keimanan dan ketakwaan di dalam hati kita. Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan manusia di atas KajianIslam - N asehat agama tentang hati yang bersih k erap kita dengar bukan sobat cahaya islam?. M anusia adalah salah satu makhluk hidup yang d i ciptakan sebagai kodrat menjadi makhluk yang penuh dosa dan salah.. Dan tentunya tidak bisa semua manusia bisa menyadari kesalahan yang telah di perbuatnya, terutama adalah masalah hati.. Berbuat dosa j uga ternyata banyak sekali hal yang BANDUNG- Ridwan Kamil membacakan pidato terakhirnya untuk Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril di pemakaman Cimaung Bandung. Berikut pidato lengkap Ridwan Kamil untuk Eril yang sangat menyentuh. Ridwan Kamil membacakan pidato perpisahan kepada Eril usai proses pemakaman Eril di Cimaung, Bandung, Jawa Barat, Senin siang (13/6/2022). Ceramahsingkat ramadan kali ini kita mencoba membedah makna atau arti hati dari kacamata Islam. Setidaknya ada tiga cara dalam mengobati hati yang sedang sakit.Pembersihan atau pensucian jiwa (tasyfiatun nufus), dimana menjadi sangat penting untuk pribadi-pribadi muslim saat ini. IbnuHajar al-Asqalani dalam kitab Munabbihât 'ala Isti'dâdi li Yaumil Mî'âd memaparkan penjelasan Imam Hasan al-Bashri bahwa setidaknya ada enam hal yang membuat hati manusia menjadi rusak. Pertama, berbuat dosa dengan berharap kelak ia bisa bertobat. Ia sadar bahwa apa yang dilakukan adalah kedurhakaan, tapi berangan-angan ia bisa SebagaimanaRasulullah SAW bersabda: خير الناس انفعهم للناس. Artinya: "Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.." [1] Menjadi manusia yang bermanfaat tentu adalah ciri khoirunnas, yakni manusia terbaik. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mencapai derajat itu. Sebab Rasulullah telah nI37. - Manusia adalah mahluk yang paling sempurna dalam penciptaanya dan ditakdirkan memiliki perasaan dalam hatinya. Merasa mudah sakit hati ternyata memiliki banyak faktor yang menyebabkannya. Dalam ceramah Ustadzah Oki Setiana Dewi menjawab mengapa hal itu bisa terjadi, dalam siaran kajian di kanal YouTubenya. Menurut ceramah Ustadzah Oki Setiana Dewi, salah satu faktor penyebab manusia sakit hati karena di dalam hatinya ada kekosongan atau lubang di dalam hati. Maksud dari lubang di hati menurut ceramah Ustadzah Oki Setiana Dewi adalah hatinya sedang kosong dari cinta kepada Allah SWT dan hanya diisi dengan kecintaan kepada dunia dan manusia saja sehingga itulah yang menyebabkan manusia bisa sakit hati terus menerus. Baca Juga Ceramah Ustadz Adi Hidayat Tentang Pintu Rezeki, Jalankan Amalan Ini Insya Allah Dimudahkan Dalam hal ini, tercermin dari firman Allah SWT dalam surah ar-Ra’d [13] ayat 28 berkenaan zikir dapat menenangkan hati الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ “yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” QS. Ar-Ra’d [13] ayat 28. Artinya Ketika hati kita tengah kosong terlebih tanpa melibatkan Allah dalam setiap pikiran kita, maka akan mudah syaiton untuk membisikan hal-hal negatif yang membuat hati kita menjadi sensitif terhadap nasehat baik sekalipun. Maka dari itu Islam mengajarkan bahwa dengan berdzikir dan mengingat Allah maka hati menjadi tenang, serta pikiran menjadi positif. Baca Juga 6 Rekomendasi Film Drama Korea Sedih dan Terlaris dalam 20 Tahun Terakhir, Siapkan Tisu untuk Menonton "Kenapa ada orang-orang yang jatuh cinta terus menerus, tapi kemudian kalau tidak mendapatkan cinta tersebut patah hati luar biasa? Karena hati yang kosong dari kecintaan kepada Allah SWT” ucap Ustadzah Oki Setiana Dewi. Melansir dari kanal YouTube wahdah daily pada Senin, 22 November 2021. Bahwa benak kita merupakan rumah tempat kita mengadu maka perlu lah diisi dengan sang pemilikna, untuk mengatahui setiap arah yang baik dari pikiran dan keputusan kita dalam menjadi kehidupan ini. Mengharapkan sesuatu kepada manusia merupakan jalan pikiran yang salah, karena pada dasarnya manusia memiliki batas dalam kemampuannya, maka dari itu pasrahkanlah segala urusan kita hanya kepada Allah SWT yang akan mengatur jalan hidup kita. Baca Juga Ceramah Ustadz Adi Hidayat Tentang Pintu Rezeki, Jalankan Amalan Ini Insya Allah Dimudahkan Pembukaan ceramah Sebhedhen bule moljeeken para alim ulama’ para keae para ghuru serta para oreng toa seempon nyempataken bektona untuk ngedingaken pangajhien sabe’den asholat asar serutin, elaksanaaken teap bulan ramadan dinto naddhe manjhetaken pojhi sokkor kahadirat allahswt, sempon apareng nikmat ben rahmat anak abhedhen kaule sareng panjhenengan sholatullah wasalamuhu mandheer moghe salawat serta salam seecurah akenna kabaginda nabi besar muhammad saw, seempon ngereng bule deri alam jahiliyah eghibe ka alam seterang benderang seterang ekalaben iman wal bule nyato saporana, karena sangat tak pantes ongghu bagi bhedhen kaule untuk ngaongghune tempatna ustad-ustad bule selebbi oneng deri pada bule, sedangkan bule tak oneng nape-nape bule hanyalah kanak-kanak santre, seaolle amanat untuk ngesse pangajhien eareke.....ben selanjutna bule sangat berterimakasih ongghu terutama kapengurus ta’mir masjid muhajirin edinto, seenape ento merupakan pertama kalina bagi bhedhen bule sebagai kesempatan untuk ngalatih mental kaule, ma’mare ngetter mon apandir eadekna oreng benyyak, dheddhi nape-nape nantena seakan esamapaiakaen bhedhen bule mungkin sampean ragu terhadap penyampaianna bule naddhe tanyaaken saos ka ustad-ustad na bule selebbi oneng deri pade bule mungkin bule mempersingkat bekto bule edinto akan menyampaiakan tentang 5 payaketta SombongSikap sombong adalah penyakit hati yang sangat dibenci oleh Allah Swt. Sifat sombong dan membesarkan diri takabur inilah yang menjadi penyebab kafirnya Iblis kepada Allah. Karena kesombongannya, Iblis menolak untuk sujud kepada Adam as. Iblis menganggap bahwa dirinya lebih baik karena tercipta dari api, sedangkan Adam tercipta dari tidak berhak untuk sombong karena punya banyak keterbatasan, sedangkan berbagai kelebihan yang dimiliki pun berasal dari Allah. Dia memerintahkan kita untuk menjauhi sifat sombong sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Isra ayat 37 yang artinya,“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”2. UjubUjub merupakan penyakit hati yang akan membawa seseorang kepada kesombongan. Ujub artinya takjub kepada diri sendiri dan merasa bangga dengan sesuatu yang bersabda, “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan 1 tamak lagi kikir, 2 mengikuti hawa nafsu yang selalu mengajak pada kejelekan, dan ujub takjub pada diri sendiri.” HR. Abdur Razaq3. HasadHasad atau iri dan dengki adalah perasaan tidak suka yang timbul pada hati seseorang apabila melihat atau mendengar kebahagiaan yang dirasakan orang lain. Penyakit hasad ini harus segera dihilangkan karena segala yang diperoleh masing-masing orang sudah ditentukan kadar dan ukurannya oleh Allah Swt. Penyakit hasad dapat mengikis pahala amal hadis Nabi saw berikut; “Waspadalah terhadap hasud iri dan dengki, sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu”. HR. Abu Dawud4. Bakhil atau kikirSifat bakhil ini menyebabkan seseorang merasa kekurangan dan takut akan kehabisan harta, sehingga tidak mau memberikan sedikit hartanya kepada orang yang firman Allah dalam surah Ali 'Imran ayat 180 yang artinya,“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan yang ada di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”5. Riya’Riya merupakan penyakit hati yang dilarang karena dapat menghilangkan pahala amal saleh yang dilakukan. Karena riya menghilangkan rasa tulus ikhlas beribadah dan beramal hanya untuk Allah dari dalam hati. Orang yang memiliki penyakit riya ini hanya akan berbuat baik apabila dilihat oleh orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan Swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 264 yang artinya,“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima, seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih tidak bertanah. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”Itulah penyakit yang harus dihilangkan dari hati setiap muslim. Semoga kita selalu diberi ilham dan ditunjukkan jalan yang lurus oleh Allah, sehingga terhindar dari penyakit hati dan akhlak PenutupDari awal hingga akhir mungkin banyak kasalaan kalopotan dari penyampaian bheddhen bule negghellek, mon salah ento murni dari bule kandhirik, mn bhender ento murni detengga deri allah,Mungkin cokop samento saos deri bheden bule, korang lebihna nyoon sapora sumssalamualaikum warahmatullahi Ceramah di Bulan Ramadhan. Foto dok. yang berisi nasehat agama menjadi salah satu hal yang paling sering diperdengarkan untuk meningkatkan keimanan, khususnya di bulan Ramadhan. Berikut ini adalah contoh materi ceramah Ramadhan yang menyentuh hati yang dapat Anda pahami dan resapi untuk meningkatkan keimanan Ceramah Ramadhan yang Menyentuh Hati Tentang Hikmah KetakwaanMeningkatkan amalan berpahala di bulan Ramadhan menjadi kegiatan yang banyak dilakukan umat Islam. Bagaimana tidak, bulan Ramadhan ini sendiri merupakan bulan yang penuh dengan limpahan rahmat dan ampunan. Hal ini tentunya membuat banyak umat Islam berlomba-lomba untuk memperbanyak kegiatan yang berpahala dan bermanfaat, salah satunya adalah mendengarkan ceramah. Berikut ini salah satu materi ceramah Ramadhan yang menyentuh hati tentang ketakwaan yang dikutip dari buku berjudul Menutur Agama Dari Atas Mimbar yang disusun oleh Sehat Sultoni Dalimunthe 201710-13Ayat Alquran yang membicarakan puasa Ramadhan pada al-Baqarah/2 183-187, ada tiga kata “la’alla” yang sering dijadikan oleh banyak penutur agama sebagai kunci untuk mengatakan tujuan dari puasa Ramadhan. Pertama, “la’allakum tattaqûn” agar kalian bertakwa. Kedua, la’allakum tasykurun agar kalian bersyukur”. Terakhir, “la’allakuhum yarsyudun” agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Yang pertama, yaitu “la’allakum tattaqûn” dinilai lebih sentral dan pada setiap khutbah Jum’at, pesan tersebut menjadi ayat-ayat Alquran menurut Quraish Shihab tidak pernah selesai, selalu dinamis. Hari ini takwa kita baca, esok lusa kita baca lagi, maknanya bisa berkembang dan bahkan berubah. Dalam konteks inilah, dirasa masih tetap perlu membicarakan tema takwa. Ketakwaan sering dihubungkan dengan surga. Disebutkan, orang bertakwa itu masuk surga, surga itu dipersiapkan untuk orang bertakwa, terdapat dalam Ali Imrān/3 133, al-Ra’d/1335, al Furqān/2515, dan Muḥammad/4715. Surga diwariskan untuk orang bertakwa terdapat dalam Maryam/19 63. Surga didekatkan kepada orang bertakwa, terdapat dalam asy-Syu’arā26 90, Qaf/5031. Orang bertakwa dibawa masuk ke dalam surga, terdapat dalam al-Zumar/39 73. Hanya sekali surga disebutkan dipersiapkan untuk orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, dalam al-Ḥadīd/5721. Secara khusus dalam al Mu’minūn/2311, disebutkan bahwa orang-orang beriman al mu’minun sebagai pewaris surga firdaus. Nurcholish Madjid menyimpulkan inti takwa dari al Ḥadīd/57 ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ ۚ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۖ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌArtinya “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” Inti takwa itu menurut Cak Nur kalimat dalam ayat di atas, وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ Allahَ bersamamu dimanapun kamu berada. Selanjutnya ia berkata bahwa maknanya “kesadaran yang sangat mendalam bahwa Allah selalu hadir dalam hidup kita” omnipresent. Takwa ialah kalau kita mengerjakan segala sesuatu, kita kerjakan dengan kesadaran penuh bahwa Allah beserta kita, Allah menyertai kita, Allah mengawasi kita dan Allah memperhitungkan perbuatan Hamba yang Bertaqwa. Foto dok. lanjut lagi Nurcholish Madjid mengatakan bahwa takwa menghasilkan tindakan yang ikhlas, tulus, dan tanpa pamrih. Dengan takwa juga, berbuat baik bukan karena takut sama orang. Meninggalkan perbuatan jahat juga bukan karena pengawasan orang, tetapi karena dinamika yang tumbuh dalam diri sebagai akibat dari takwa. Disini dapat dipahami bahwa takwa adalah sebab yang melahirkan akibat-akibat kebaikan yang berkualitas paripurna dalam berislam dan beriman. Takwa adalah potensi yang bisa mengaktualkan kebaikan-kebaikan yang ikhlas tingkat tinggi dalam menjalani hidup secara vertikal dan saja buah atau hasil yang dilahirkan dari takwa? Pertama, orang-orang yang bertakwa dalam pengertian al-muttaqûn bukan al-ladzîna attaqaû, adalah orang-orang yang senantiasa berbahagia dan bergembira karena kesadaran mendalam atas kehadiran Allah Yang Maha Sempurna dalam dirinya. Tidak pernah ada masalah dalam dirinya yang tidak bisa diselesaikan oleh yang menyertainya Allah Maha Segalanya. Kebahagiaan dan kesengsaraan, yang silih berganti datang dalam diri kita membuktikan derajat ketakwaan itu. Pada saat berbahagia dan bergembira, menunjukkan bahwa derajat takwa kita sedang baik. Perasaan diri atas kesengsaraan dan kesedihan sebagai bukti bahwa kita sedang keluar dari ketakwaan karena akibat sedang hilangnya kesadaran yang mendalam atas kehadiran Yang Maha al-muttaqûn adalah orang-orang yang “malu tidak berbuat baik”, karena ia sadar bahwa Yang Maha Mulia, Yang Maha Mengetahui apa yang lahir dan batin. Ia sadar secara mendalam bahwa kehadiran Yang Maha Sempurna dalam dirinya sangat menguntungkan dan tidak berhasrat untuk berpisah denganNya. Untuk itulah, ia senantiasa berusaha untuk melakukan amalan amalan sunat sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya. Kegemaran yang ikhlas untuk berbuat baik di luar yang nyata diwajibakan oleh Allah adalah gambaran manusia seperti ini. Dalam hal ini, orang orang yang berzakat dan berinfak karena sesuatu yang wajib tidak lah istimewa, tetapi kita patut iri kepada sekelompok manusia yang selain gemar berzakat dan berinfak, ia juga gemar bersedekah dan berwakaf yang ikhlas dalam penilaian Allah. Kita patut bangga melihat sekelompok manusia, yang dengan cinta, memperbanyak shalat-shalat sunat. Kita wajar mengacungkan jempol, untuk sekelompok orang yang berjihad melakukan puasa-puasa sunat. Kita patut hormat kepada sekelompok orang yang cinta mendermakan pikiran, tenaga, dan bahkan jiwa mereka untuk berbagai kebaikan. Intervensi rasio kita dalam berbuat baik yang tidak diwajibkan oleh Allah dalam pengertian fiqh sebagai bukti tidak begitu tingginya kualitas ketakwaan kita. Hal ini juga mendukung kedudukan kita manusia al-ladzîna ittaqaû. Bertakwa itu adalah dengan hati yang selalu benar, bukan dengan hati yang bermata dua positif dan negative. Dalam tasauf menurut al Qusyairi, untuk berhubungan dengan Tuhan menggunakan komponen qalb, rûh, dan al-muttaqûn yang malu “tidak berbuat baik” dalam maqamnya yang sempuna adalah senang dan hobbi berbuat baik. Senang dan hobbi seringkali dapat dilihat tidak mempersoalkan untung rugi materil. Bukan maksud menjustifikasi hobbi memacing, bagi mereka memancing sebagai kesenangan dan hobbi, dapat tidaknya ikan bisa saja nomor urut sekian. Adakalanya pada diri kita saja, kita tidak berbuat baik, di antara buktinya kata Komaruddin Hidayat, di kala muda, orang bisa menghambur-hamburkan uang walaupun akibatnya mendatangkan penyakit. Makan-minum sesukanya, hingga penyakit mendampinginya. Ketika tua, terbalik, banyak orang menghambur-hamburkan uang untuk mendapatkan kesehatan, mereka rela menghabiskan semua hartanya dan bahkan berutang untuk dapat sehat kembali. Senang berbuat baik pada diri sendiri termasuk menjaga kesehatan umum, kesan saya semua ibadah yang diwajibkan oleh Allah selalu ada hubungannya dengan kesehatan jasmani dan sekaligus kesehatan rohani. Salah satu kesehatan rohani itu adalah kesehatan akal. Nikotin rokok ternyata dapat merusak sel-sel otak. Setiap kali merokok, maka akan ada sel otak yang mati. Sel otak yang miliyaran itu lama kelamaan akan berkurang dengan mengkonsumsi rokok dan juga alkohol. Maka bagi kita yang masih menyenangi kesahatan akal, hendaknya dapat menghentikan budaya buruk tersebut. Ternyata di antara rahasia pintarnya orang-orang Yahudi, mereka sangat peduli dengan kesehatan akal, sehingga mereka secara umum, anti rokok dan alkohol, sekalipun mereka produsen rokok terbesar dan hobi berbuat baik itu, hendaknya mengikuti sistematika yang disebutkan oleh Alquran dalam al-Nisa/436, yaitu kepada orang tua, kerabat dekat, yatim, miskin, tetangga dekat dan jauh, teman sejawat, dan hamba sahaya. Tentu masih banyak lagi yang bisa diuraikan buah dari takwa tersebut, tetapi secara umum dapat dikategorikan pada tiga jenis yang telah disebutkan, yaitu senantiasa berbahagia dan bergembira, malu tidak berbuat baik, senang dan hobi berbuat ceramah Ramadhan yang menyentuh tentang hikmah dari ketakwaan dapat Anda pahami dan resapi untuk memperdalam ilmu agama Anda dan juga meningkatkan keimanan Anda di bulan suci Ramadhan ini. DA Berikut pembahasan Ceramah Tentang Hati Manusia Hati Yang Bersih yang disampaikan Syaikh Shalih bin Abdul Aziz As-Sindi Hafidzahullahu Ta’ala. Mukaddimah Ceramah Tentang Hati Manusia Hati Yang BersihApa itu hakikat hati yang bersih?Video kajian Ceramah Tentang Hati Manusia Hati Yang Bersih Bismillahirrahmanirrahim.. Segala puji kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meminta petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari keburukan-keburukan amal kita dan dari kejahatan jiwa kita. Sesungguhnya barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak ada yang akan bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepadanya. Kita bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan kita bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada beliau dan juga kepada para Sahabat dan keluarga beliau. Ketahuilah para hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sesungguhnya yang menjadi patokan dalam syariat adalah apa yang ada di dalam hati. Dan bahwasanya keselamatan di hari akhirat kelak tergantung kepada apa yang ada di hati manusia. Jika seseorang memiliki hati yang bersih, maka dia akan selamat pada hari kiamat kelak. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan hal ini dalam Al-Qur’an, bahwasanya yang selamat pada hari kiamat kelak adalah yang memiliki hati yang bersih. Allah berfirman يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ “yaitu dihari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” QS. Asy-Syu’ara[26] 88-89 Jika kita telah mengetahui bahwasanya keselamatan adalah dengan hati yang bersih, dan jika kita ingin selamat, maka tidak ada jalan lain kecuali kita harus berusaha membersihkan hati kita. Kaum Muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, majelis kita pada kesempatan kali ini, kita berharap Allah memberikan ganjaran bagi yang berbicara demikian juga bagi para hadirin sekalian. Kita ingin menjelaskan tentang sifat-sifat hati yang bersih. Harapan kita, jika kita sudah tahu isi hati yang bersih, kita bisa meraih derajat yang lebih mulia dengan membersihkan hati kita. Para hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sesungguhnya kedudukan hati di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala sangatlah agung. Dan seorang yang ingin dan berharap untuk bisa selamat jiwanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka hendaknya dia benar-benar memperhatikan kondisi hatinya. Dalam Shahih Muslim, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” HR. Muslim 2564 Dan tidak ada yang samar bagi Allah, tidak ada yang tertutup di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah melihat seluruhnya. Akan tetapi makna dari hadits ini yaitu yang menjadi patokan, yang dilihat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang dari penglihatan tersebut seseorang memperoleh ganjaran atau hukuman atau adzab adalah penglihatan Allah terhadap apa yang ada di hatinya. Ini yang menjadi patokan utama. Oleh karenanya, amal menjadi baik atau menjadi rusak tergantung apa yang ada di dalam hati. Karenanya para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mengingatkan hal ini dengan sabdanya أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ “Ketahuilah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599. Dan jika kita telah mengetahui bahwasanya perkaranya begitu luar biasa berkaitan dengan hati, maka hendaknya setiap kita selalu memperhatikan kondisi hatinya. Kenapa? Karena hati mudah terpengaruh, dengan sedikit pengaruh pun bisa berubah dengan begitu cepat berubah. Dan kondisi hati seperti kondisi baju atau seperti kondisi tisu yang putih, mudah sekali terkena kotoran. Dan kalau terkena kotoran sedikit ia mudah sekali terkotori. Oleh karenaya tatkala kita mengetahui kondisi hati yang mudah berubah, mudah terpengaruh, maka kita benar-benar memperhatikan kondisi hati kita setiap saat. Karenanya diantara yang dipanjatkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan do’a yang panjang yang Nabi buka dengan do’anya رَبِّ أَعِنِّي وَلَا تُعِنْ عَلَيَّ “Ya Allah tolonglah aku dan jangan Engkau tolong orang untuk mengalahkan aku.” Lalu diakhir do’a tersebut kata Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ قَلْبِي “Ya Allah, cabutlah kotoran hatiku” Yaitu, “Ya Allah, keluarkan kotoran yang ada di dalam relung hatiku.” Yang disebut dengan سَخِيمَةَ, asalnya adalah warna hitam yang terdapat dalam bagian hati yang paling dalam. Seakan-akan karena seringnya kelalaian yang datang menerpa hati berturut-turut tiada berhenti, maka mulailah menghitam hati kita, menghitam dan menghitam. Oleh karenanya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berdo’a kepada Allah dengan do’a ini. Padahal ini yang berdo’a adalah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Yang kita tahu bahwasanya hati beliau adalah hati yang terbersih, hati yang paling suci, itu pun Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berdo’a dengan do’a agar Allah menghilangkan kotoran hati beliau. Bagaimana lagi dengan kita? Oleh karenanya ini perkara yang sangat penting tatkala kita tahu bahwa hati kita sangat mudah terpengaruh dengan kotoran, dengan hal yang merusaknya, maka kita harus benar-benar memperhatikan hati kita. Para hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Hati yang bersih yang dimiliki oleh seorang, itulah yang menyelamatkan dia pada hari kiamat kelak. Hari dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ “yaitu dihari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” QS. Asy-Syu’ara[26] 88-89 Hati yang bersih adalah adalah hati yang dimiliki oleh para Nabi, para Rasul, dan juga orang-orang shalih setelah mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Nabi Ibrahim Alaihissalam وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ ﴿٨٣﴾ إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴿٨٤﴾ “Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya Nuh. lngatlah ketika ia datang kepada Rabbnya dengan hati yang bersih” QS. Ash-Shaffat[37] 83-84 Maka orang-orang shalih, mereka adalah orang-orang yang memiliki hati yang bersih. Tatkala hati mereka bersih di dunia, maka merekapun selamat di akhirat. Akan tetapi, wahai hamba Allah jika engkau bertemu dengan Allah ternyata hatimu tidak bersih, ternyata hatimu kotor, maka berhati-hatilah. Bagaimana engkau akan meraih keselamatan? Ketahuilah bahwasanya apa yang kamu kumpulkan di dunia ini; hartamu, anak-anakmu, perdaganganmu, segala yang engkau miliki tidak akan bermanfaat pada hari kiamat kelak jika ternyata kau datang kepada Allah dengan membawa hati yang tidak bersih. Tahukah bagaimana engkau akan keluar dari dunia ini? Engkau akan keluar dari di dunia ini dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan tentang sifat orang-orang yang dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat kelak يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً “Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5102 dari Aisyah Radhiyallahu anha. Jangankan kemewahan, jangankan mobil, jangankan dunia, kamu saja tidak punya sendal pada hari tersebut. Jangankan perhiasan dunia, bajumu saja kau tidak punya pada hari tersebut. Kau tidak akan keluar dengan memakai baju, keluar dalam kondisi tidak berpakaian. Demikian juga dalam kondisi belum disunat, akan dikembalikan kondisi ini oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَىٰ كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُم مَّا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ “Kalian akan datang kepada Kami bersendirian-bersendirian sebagaimana Kami ciptakan kalian sebelumnya yang tadinya sudah disunat kembali lagi dalam kondisi belum disunat Dan seluruh yang pernah Kami berikan kepada kalian tatkala di dunia kalian akan tinggalkan” QS. Al-An’am[6] 94 Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Yang menjadi perhatian Allah pada hari kiamat kelak adalah amalanmu, bagaimana hatimu. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Yang selamat pada hari tersebut adalah yang bertemu dengan Allah dengan membawa hati yang bersih.” Oleh karenanya ayat ini selalu kita ingat-ingat. يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ “yaitu dihari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” QS. Asy-Syu’ara[26] 88-89 Seluruh harta yang kita kumpulkan tidak bermanfaat, anak-anak yang kita banggakan tidak akan bermanfaat. Kecuali yang bertemu dengan Allah dengan hati yang bersih. Jadikan ayat tersebut selalu di hadapan mata kita agar kita senantiasa memperhatikan hati kita. Karena di dunia ini banyak sekali perkara yang menggiurkan, banyak sekali perkara yang melalaikan, sehingga kita lupa seakan-akan kita tidak akan bertemu dengan Allah, kita lupa bahwasannya dunia yang kita kumpulkan ini akan kita tinggalkan seluruhnya, kita lupa bahwasanya kita akan mati dan dibangkitkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka selalu jadikan ayat ini di hadapan mata kita. يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ yaitu dihari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” QS. Asy-Syu’ara[26] 88-89 Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sebagian orang bertanya kepada yang lainnya, “Sesungguhnya apa tujuanmu hidup dalam kehidupan ini, apa cita-citamu?” Tentunya cita-cita atau tujuan adalah perkara yang besar yang setiap orang berusaha untuk meraihnya dalam kehidupan ini. Adapun orang-orang yang memiliki akal yang rendah, maka cita-cita mereka hanya terbatas pada dunia yang sangat rendah. Yang dunia tersebut tidaklah bernilai di sisi Allah kecuali seperti sayap seekor nyamuk. Sayap seekor nyamuk, berapa dijual? Kalau seandainya saya memiliki sayap nyamuk, kalian ingin beli sayap nyamuk dariku beberapa? Sangat tidak bernilai. Orang-orang yang akalnya rendah, maka demikianlah tujuan mereka, cita-cita mereka hanyalah untuk murni perkara dunia. Tujuannya adalah bagaimana bisa meraih harta yang banyak, saya ingin meraih gelar yang tinggi supaya bisa menghasilkan uang yang banyak, saya ingin bisa mendapatkan kekayaan sebanyak-banyaknya, itulah cita-cita mereka. Akan tetapi orang-orang memiliki hati yang bersih, memiliki akal yang besar, maka cita-cita mereka adalah perkara yang lain. Mereka ingin bisa mencapai apa yang telah dicapai oleh Ibrahim Alaihissalam. Sungguh Ibrahim Telah bertemu dengan Rabbnya dengan membawa hati yang bersih. Maka mereka ingin pula bertemu dengan Rabb mereka dengan membawa hati yang bersih. Inilah tujuan yang termulia, inilah tujuan yang tertinggi. Maka hendaknya setiap kita bertanya dalam dirinya dan menjadikan cita-cita kehidupannya bagaimana saya bisa bertemu dengan Rabb saya dengan membawa hati yang bersih? Ibrahim Alaihissalam adalah teladan kita. Bahkan Ibrahim Alaihissalam adalah teladan bagi Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا “Kemudian kami wahyukan kepada engkau wahai Muhammad, ikutlah agama Ibrahim yang lurus.” QS. An-Nahl[16] 123 Maka Ibrahim Alaihissalam adalah qudwah panutan bagi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bagi para Nabi. Ibrahim Alaihissalam telah bertemu dengan Rabbnya dengan hati yang bersih. Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bertemu dengan Rabbnya dengan hati yang bersih, para Sahabat telah bertemu dengan Rabb mereka dengan hati yang bersih, para syuhada telah bertemu dengan Rabb mereka dengan hati yang bersih, para shalihun telah bertemu dengan Rabb mereka dengan hati yang bersih. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana dengan kita? Bagaimana kita bisa bertemu dengan Rabb kita dengan hati yang bersih? Jadikanlah ini sebagai cita-cita kehidupan kita. Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Bahwasanya hendaknya kita menjadikan cita-cita kehidupan kita sejak saat ini, kita berusaha bertemu dengan Rabb kita dengan membawa hati yang bersih. Bukanlah maksud dari pembahasan kita yaitu kita berpaling dari dunia, tidak. Bukan maksudnya kita menghindari dunia. Tapi jangan jadikan dunia sebagai nomor satu. Yang menjadi nomor satu harusnya bagaimana kita bertemu dengan Allah dengan hati yang bersih. Tempatkan dunia pada tempatnya, jadikanlah dunia nomor dua, tapi yang selalu di hadapan mata kita, yang selalu menjadi cita-cita kita adalah bagaimana bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hati yang bersih. Apa itu hakikat hati yang bersih? Apa itu hakikat hati yang bersih? Yang dengan hati yang bersih ini maka kita akan selamat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati yang bersih adalah hati yang padanya terdapat lima sifat. Maka barangsiapa yang memperoleh sifat tersebut, ia dapati di dalam hatinya lima sifat tersebut, maka hendaknya dia bergembira. Berarti dia telah memiliki hati yang yang bersih. Lima sifat tersebut, yaitu hati yang tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang tunduk kepada perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, hati yang pasrah dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang selamat dari seluruh perkara yang memutuskan dia dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang dia berdamai, mencintai wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memusuhi musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala Barangsiapa yang memiliki lima sifat ini dalam hatinya, maka dia memiliki hati yang bersih. Maka pasang hati baik-baik untuk mendengar penjelasan tentang lima sifat hati yang bersih ini. Selanjutnya 1 Hati yang tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Video kajian Ceramah Tentang Hati Manusia Hati Yang Bersih Video Tabligh Akbar “Hati yang Bersih” Sholih bin Abdil Aziz Sindi Mari turut menyebarkan catatan kajian “Ceramah Tentang Hati Manusia Hati Yang Bersih” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

ceramah tentang hati manusia